Salah satu ayat
Ar-Rahman yang paling saya ingat baik dalam sholat maupun dalam segala aktifitas adalah ayat kedua yang
berbunyi:
Artinya :“Yang
Telah Mengajarkan Al-Quran” ('Allamal Qur'an)
Dalam
arti tersebut secara harfiah
menjelaskan bahwa Allah Yang Maha Pengasih telah menurunkan Al-Quran melalui
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW untuk kita pelajari dan dijadikan
pedoman dalam hidup.
Pengalaman saya ketika menghafalkan
surat Ar-Rahman mulai terasa ketika secara langsung Allah berikan hidayah
kepada saya selepas sholat maghrib pada hari Sabtu, 16 November 2013. Semua itu
berawal saat saya sedang mengalami kegamangan dalam menghadapi penelitian
mengenai sosok pemuka agama Kristen untuk mata kuliah Sosiologi Agama. Untuk
bisa mendapatkan informasi yang tepat, saya harus mempelajari mengenai
seluk-beluk agama Nasrani. Begitu banyak hal yang saya rasa begitu aneh dan
janggal mengenai isi dari Al-Kitab Injil tersebut. Bahkan ketika saya menemukan
sebuah artikel di sebuah forum internet mengenai 5 penolakan umat Kristiani
terhadap isi dari Al-Quran yang ternyata bukan berdasarkan wahyu Allah membuat saya
semakin gamang dalam menghadapi kondisi ini. Saya bandingkan ayat demi ayat
Al-Quran yang menjadi pokok permasalahan umat Kristen. Masih terasa mengganjal
di hati saya. Sampai saya berdoa selepas sholat Maghrib agar diberikan
keteguhan dalam beraqidah dan tetap beriman kepada Allah. Doa tersebut saya
tutup dengan melafalkan surat Ar-Rahman. Dan ketika saya melafalkan ayat kedua,
secara spontan saya menangis. Hati saya tergetar ketika melafalkan ayat
tersebut. Disitulah saya merasakan Allah telah memberikan saya petunjuk disaat
saya mengalami kegamangan. Saya pun tergerak untuk membaca, memahami dan
meresapi makna dari tiap ayat Al-Quran yang saya baca. Alhamdulillah selepas
membaca Al-Quran dan menghafalkan Ar-Rahman hati saya menjadi tentram dan
damai. Sudah tidak ada lagi keraguan dalam diri saya dalam menegakkan Al-Quran
sebagai pedoman hidup saya. Selepas itu saya begitu amat bersyukur karena Allah
telah memberikan hidayah kepada saya berupa keteguhan hati untuk terus
mendalami Al-Quran sebagai pedoman hidup saya. Hal itulah yang saya maknai
sebagi makna Zaukiyah (yang saya rasakan) saat melafalkan ayat Ar-Rahman dan
makna Matolli berupa hidayah langsung selepas sholat Maghrib yang mungkin hanya
saya yang dapat merasakan makna tersebut. Tentu dengan hidayah tersebut
melafalkan ayat Ar-Rahman dan ayat Al-Quran lainnya menjadi wajib dilafalkan
dalam berbagai kesempatan agar kita senantiasa selalu mengingat Allah dan
menjadi pribadi yang pandai bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar