Kamis, 21 November 2013

Review Film Snowpiercer-2013

Snowpiercer adalah salah satu karya sutradara Bong Joon Ho yang saat ini saya tunggu-tunggu. karena ga bisa ke Jiffest buat nonton (#curhat T_T) makanya saya kasih aja nih Review dari Snowpiercer yang dipost oleh RealSpeculator dan saya sadur melalui web http://movienthusiast.com/2013/11/review-snowpiercer-2013/ pada Kamis 21 November 2013 pukul 16.31 WIB. Let's cekidot.. :-p
Dalam jangka waktu beberapa tahun terakhir ini, Asia tidak habis-habisnya turut memberikan kontribusi kepada perfilman dunia. Di antara kontribusi tersebut banyak ditemukan karya-karya kurang memuaskan, namun terdapat pula yang sungguh mengesankan. Bong Joon-ho, sineas asal Korea Selatan yang mana kontribusinya kepada perfilman dunia dapat dikategorikan ke dalam kategori yang kedua tersebut. Karya-karya besarnya macam Memories of Murder dan box-office Korea sepanjang masa, The Host tak jarang dianggap sebagai batu loncatan bagi industri perfilman negeri ginseng tersebut pada khususnya dan Asia pada umumnya untuk menembus garis batas kultural antara timur dan barat. At this rate, pantaslah Joon-ho dielu-elukan sebagai salah satu pencetus gerakan new wave cinema di Korea Selatan sana di samping satu lagi nama besar; Park Chan-wook.
Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, film-film Asia – Korea Selatan pada umumnya, memiliki tingkatan kualitas yang beragam (layaknya film pada umumnya). Jika barusan saya menganggap bahwa karya-karya lampau Bong Joon-ho masuk ke dalam ketegori “mengesankan”, maka untuk karyanya yang teranyar ini, Snowpiercer, saya harus menemukan kategori kualitas baru. Snowpiercer adalah sebuah film yang terkesan begitu menghibur dalam penyajiannya, sehingga tidak heran banyak orang menyangka bahwa Snowpiercer hanyalah sekedar “peramai” suasana pasca hiruk-pikuk sinema musim panas. Snowpiercer adalah film kimchi popcorn bertema berat. Snowpiercer adalah avant garde cinemaSnowpiercer adalah… Silakan kamu temukan sendiri klaim-klaim sejenis.
In short, there’s more to Snowpiercer than meets the eye.
Kisah sci-fi pasca kiamat ini diangkat dari serial novel grafis Prancis yang punya judul asli Le Transperceneige. Pada tahun 2031, kehidupan di Bumi hampir seluruhnya punah akibat jaman es baru yang dipicu oleh usaha pemerintah untuk menghentikan pemanasan global. Mereka yang selamat dari jaman es ini berusaha untuk bertahan hidup di dalam lokomotif super-panjang nan canggih bernamaSnowpiercer. Namun, kiamat dan kepunahan yang sudah ada di depan mata tidak menghentikan hierarki sosial untuk memecahbelah manusia-manusia yang selamat ini menjadi dua kelompok besar: kaya dan miskin. Mereka yang kaya hidup mewah di bagian depan kereta, sedangkan mereka yang miskin hidup sengsara di bagian ekor kereta. Setelah 17 tahun lamanya diperlakukan dengan keji dan tidak manusiawi, salah satu penumpang di ekor Snowpiercer, Curtis Everett (Chris Evans) merencanakan sebuah revolusi bersama sahabatnya, Edgar (Jamie Bell) dan seorang tua-bijak yang dianggap sebagai father-figure buat kelompok ekor, Gilliam (John Hurt), untuk menjatuhkan rezim tiran pimpinan  Wilford (Ed Harris) yang telah membuat 17 tahun hidup mereka di Snowpiercer begitu sengsara.
Berdasarkan premis di atas, Bong Joon-ho terlihat sekali mengangkat tema yang luar biasa dewasa dan sekilas, terkesan politis. Tapi toh, masalah segregasi sosial telah lama menjadi subjek utama beragam film-film fiksi ilmiah lain, misalnya seperti sci-fi bikinan Neill Blomkamp, Elysium baru-baru ini. Jadi, apa yang membuat Snowpiercer begitu menonjol di kumpulan jerami tersebut?
First offSnowpiercer adalah film yang sangat kontemporer baik secara aestetis maupun tematis. Dibungkus dengan mantel Hollywood yang ‘nyaman’. Ada all-star cast dari dunia barat, ledakan, special effects dan hal-hal lain yang jelas punya aroma kental Hollywood. Apa yang menurut saya mengesankan di sini adalah bagaimana usaha Bong Joon-ho untuk tetap menjaga orisinalitas di debut internasionalnya ini kendati pengaruh-pengaruh komersil yang begitu menggoda. Banyak sineas berbakat non-Hollywood yang begitu ikut ke dalam politik Hollywood terbuai akan janji manis para eksekutif besar bahwa karyanya akan dikenal oleh seluruh penjuru dunia. Apa gunanya popularitas jika popularitas tersebut tidak didasarkan hal yang berarti? Seolah dipacu oleh pertanyaan tersebut, Bong Joon-ho menggunakan kesempatan membuat sebuah film kaliber internasional untuk tetap menjaga orisinalitas dan kualitas yang telah lama menjadi trademark sineas asal Korea Selatan ini.
Mantel Hollywood yang membungkus Snowpiercer menjadi sarana bagi Joon-ho untuk menyajikan hidangan sinematis yang berskala besar. Perlu diingat bahwa selain berperan menjadi sutradaranya, Bong Joon-ho juga mengemban tugas screenwriter. Pengaruh-pengaruh barat yang terdapat diSnowpiercer lebih terasa sebagai sarana penyampaian pesan Joon-ho dibandingkan sebuah gimmickmarketing yang selama ini telah menjadi stereotipe tersendiri bagi film-film bersutradara seorang asing yang berada di bawah naungan Hollywood. Deretan pemain Snowpiercer yang menggaet nama-nama familiar di dunia perfilman barat ditangani dengan begitu ahli. Semua tokoh utama yang mengisi kereta Snowpiercer disediakan motif, tujuan dan dimensi yang pas. Chris Evans, aktor Hollywood yang sedang naik daun belakangan ini berkat perannya sebagai Captain America, membebaskan dirinya dari peran-peran ‘good guys’ yang selama ini telah menjadi ciri khas aktor yang  memang berparas superhero ini. Perannya di sini, yang pada awalnya terlihat sebagai action hero konvensional, diberikan backstory yang sesuai oleh Bong-Joon ho. Akting mengagumkan Evans mencerminkan seorang pemimpin yang menderita – yang merasa bahwa ia tidak pantas untuk dibebankan tanggung jawab besar. Peran-peran yang dimainkan oleh Jamie Bell dan John Hurt pun bukan sekedar ‘familiar Hollywood names’ yang hanya berfungsi sebagai umpan bagi audiens yang belum familiar dengan karya Bong-Joon ho untuk segera menonton Snowpiercer. Masing-masing memiliki pos-pos sendiri di dalam plot yang dengan mulus dibuat oleh Bong Joon-ho. Namun, ‘familiar Hollywood name’ yang paling memorable di sini adalah Tilda Swinton yang berperan sebagai Mason. Swinton mengimbangimake-up berat yang dipakaikan padanya dengan performa meyegarkan dan…  Sama sekali bukan tipikal Swinton yang angelic. Perannya sebagai Mason adalah peran antagonis terbaik belakangan ini. Swinton berhasil memahat karakter yang keji dan pragmatis dengan sempurna.
Walaupun dibuka oleh title sequence yang terkesan sangat Hollywood, begitu diperkenalkan ke dalam dunia kecil diatas kereta Snowpiercer, saya sungguh merasa bahwa Bong Joon-ho tetap memegang kendali penuh sebagai masinis film Snowpiercer. Setiap frame yang disajikan dari awal sampai akhir film seolah terukir tulisan ‘property of Bong Joon-ho‘. Ciri khas yang menjadi trademark karya-karya Bong Joon-ho selama ini tetap dilestarikan di dalam debut internasionalnya ini: color pallette yang kusam dan kontras, quick cutting yang ditemani oleh occasional zooming serta panning dan… dark humor. Iya, the most defining element yang menjadi organ tubuh tersendiri bagi karya-karya Bong Joon-ho kembali tampil di Snowpiercer. Hebatnya, walaupun terasa serius dan muram, komedi gelap yang disajikan oleh Joon-ho di dalam karya terbarunya ini tidak pernah terkesan out of place. Untuk departemen ini, tidak berlebihan rasanya jika saya anggap Song Kang-ho dan Go Ah-sung sebagai dua aktor berjasa. Peran mereka sebagai duo bapak-anak menghadirkan beragam variasi comic relief yang,thanks to their performances, tetap sesuai dengan tone dan tema Snowpiercer.
Score yang diusung oleh Marco Beltrami juga adalah salah satu highlight  Snowpiercer. Baik adegan aksi yang mendebarkan maupun rangkaian dialog panjang yang membutuhkan konsentrasi lebih didukung dengan sangat mengesankan oleh karya Beltrami. Memang tidak seorisinil karyanya di The Wolverine, namun toh, it does the job untuk memberikan aura tersediri buat Snowpiercer yang dingin.
Then there’s the thematic undertone. Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, Snowpiercer adalah sinema avant-garde yang dibalut oleh set-piece action megah meskipun setnya sendiri terlihat sempit. Tema Snowpiercer yang mengangkat isu segregasi sosial, tirani, dan totalitarianisme diberikan jalur tanpa hambatan oleh Joon-ho. Tema tersebut lebih terasa seperti kepedulian Joon-ho terhadap masalah humanis yang telah lama menjadi belenggu umat manusia dibandingkan eksposisi preachy. Gerbong demi gerbong Snowpiercer adalah sebuah refleksi relevan terhadap masalah sosial jaman ini. Dan seolah menyentil penonton, Bong Joon-ho juga ingin memperlihatkan apa jadinya jika umat manusia hidup di dalam tempat sesempit kereta Snowpiercer. Tapi, hey, bukankah kita sedang menjalani kehidupan macam itu hari ini? Globalisasi telah mengubah dunia menjadi tempat tanpa batas. Segala hal yang terdapat di dunia ini dapat dengan mudah kita cari informasinya melalui teknologi yang telah berkembang dengan pesat. Privasi menjadi harga yang harus dibayar demi kenyamanan ‘borderless world’ yang diiming-imingkan globalisasi. Tidak jarang kita merasa sulit untuk mencari waktu menyendiri di hadapan pengaruh globalisasi. Seberapa sering kita bilang bahwa “dunia itu sempit”?

Trik Move On dari Mantan

Trik Move On dari Mantan Gadis

Katanya, cewek itu lebih susah melupakan bayang-bayang mantan pacar daripada cowok. Makanya jangan heran, usai putus sama pacar, biasanya seorang cewek butuh waktu lebih lama daripada cowok untuk jadian lagi. Nah, biar nggak berlarut-larut dan kepikiran terus sama si mantan, coba deh lakukan trik ini:

Sibukkan Diri
Nggak melakukan apa-apa dan bengong di kamar, biasanya membuat kita gampang banget untuk galau. Untuk menghilangkan kegalauan tadi, sibukkan diri dengan berbagai aktivitas. Misalnya, aktif dalam organisasi sekolah dan tambahkan kegiatan ekskul kita di sekolah. Atau coba perbaiki nilai akademis kita dengan ikutan les mata pelajaran, di luar sekolah.

Singkirkan Kenangan
Segala jenis hadiah dari mantan seperti boneka dan foto bersama, sebaiknya disingkirkan saja. Menyingkirkan kenangan ini bukan berarti kita nggak menghargai pemberian mantan, lho. Tapi, langkah ini termasuk cara efektif mengalihkan perhatian dari mantan. Soalnya, berbagai barang dan foto bersama mantan bisa membuat kita sulit untuk melupakan momen serta kenangan yang indah dan segala macam kebaikannya.

Berhenti Cek Social Media-nya
Meskipun hubungan telah berakhir, tapi nggak bisa bohong kalau kita masih sering mengecek Twitter dan Facebook si mantan. Nah, untuk mempercepat melupakannya, coba deh hilangkan kebiasaan ini, Lagipula, informasi seputar mantan dari Facebook atau Twitter-nya, sudah nggak penting lagi kok, buat kita.

Ingat Sisi Negatifnya
Mengingat hal-hal negatif yang pernah dilakukan mantan, merupakan cara ampuh untuk melupakannya Sebagai alat pengingat, catat deh segala keburukannya dalam sebuah kertas dan baca lagi saat kita teringat dia. Hal ini bisa bikin hati kita mantap dan yakin, untuk melepaskan diri dari mantan.

Buka Diri  
Coba untuk membuka diri dengan teman-teman kita, terutama teman cowok. Hehehe… Siapa tahu di sekitar kita, ada sobat yang sudah lama mengincar kita, tapi nggak berani pedekate karena kita sudah jadian sama orang lain. Selamat berjuang, ya! Mauito – Foto: Dok. FeminaGroup 


Artikel ini disadur melalui http://www.gadis.co.id/gaul/cinta.melulu/trik.move.on.dari.mantan/001/005/327 pada hari Kamis 21 November 2013 Pukul 16.25 WIB

Cover Majalah Menggunakan Photoshop CS3

        Contoh Cover Majalah Created By Nur Khaleda



                                               Contoh Cover Majalah Created By Nur Khaleda

Laporan Sosiologi Agama Nur Khaleda Ayuningtiyas

Laporan Hasil Penelitian
Metode Kualitatif Dengan Teknik Wawancara
“Peranan Sosial Media Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa KPI 1/C”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

            Semakin maraknya perkembangan sosial media di kalangan masyarakat menjadi suatu icon tersendiri dalam dunia lifestyle masyarakat perkotaan yang sarat akan mobilitas dan haus akan informasi. Sehingga banyaknya media komunikasi yang menyajikan berbagai macam fitur jejaring sosial untuk mempermudah komunikasi menjadi lebih dekat setiap saat. Hal ini dipengaruhi pula pada suatu “trend” masyarakat terkini bahwa jika seseorang yang tidak memiliki sosial media dianggap ketinggalan zaman. Tentu hal ini berdampak pada gaya hidup remaja pada khususnya dimana pencarian suatu kelompok sosial menjadi suatu hal yang cukup mendasar dalam pergaulan remaja sekarang. Keinginan untuk diakui oleh banyak orang tentang keberadaannya di dunia maya menjadi suatu hal yang lumrah dengan sebutan “update” dimana segala hal yang baru bisa dieksplore dan disebarluaskan hanya dalam hitungan detik saja.
            Ketika kita ingin menggambarkan zaman ini kata Jacques Ellul,[1] maka gambaran yang terbaik untuk dijelaskan mengenai suatu realitas masyarakat adalah masyarakat dengan sistem teknologi yang baik atau masyarakat teknologi. Untuk mencapai masyarakat teknologi maka suatu masyarakat harus mempunyai sistem teknologi yang baik (Goulet, 1997:7). [2]Dengan demikian, maka fungsi teknologi adalah kunci utama perubahan di masyarakat.
            Teknologi secara fungsional telah menguasai masyarakat, bahkan pada fungsi yang substansial seperti mengatur beberapa sistem norma di masyarakat, sistem komunikasi, sistem informasi dll. Gelombang informasi yang semakin tak terbendung dan semakin banyaknya pembaharuan di tiap sosial media secara responsif diterima kalangan remaja khususnya mahasiswa jurusan komunikasi secara beragam.  Mahasiswa jurusan KPI 1/C (Komunikasi Penyiaran Islam) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta harus mampu mengikuti perkembangan informasi baik dari berita online maupun “trending topic” di sosial media. Dengan alasan tuntutan itulah mereka harus mampu mengimbangi perkembangan pesat dunia teknologi informasi dan dunia komunikasi massa secara bersamaan. Banyak diantara mereka yang tidak bisa lepas dari dunia maya hanya karena sekedar ingin tetap “Eksis” dan “ingin tahu akan seseorang yang menjadi daya tariknya di dunia maya”. Faktor inilah yang menjadi dasar ketergantungan mahasiswa KPI 1/C akan pentingnya sosial media dalam gaya hidup mereka dan menjadi hipotesis awal peneliti.
            Maka pentingnya tema ini dibahas adalah karena faktor-faktor di atas dapat mempengaruhi perilaku sosial individu dalam masyarakat dan berdampak pada harapan-harapan mahasiswa KPI 1/C ke depan akan semakin meningkatnya perkembangan sosial media sebagai sarana pencarian informasi, sosialisasi serta pencarian jati diri dan kedudukan mereka di dunia maya.

1.2            Perumusan Masalah

1.      Seberapa penting peranan sosial media dalam kehidupan keseharian Mahasiswa KPI 1/C ?
2.      Faktor apa yang menyebabkan mereka selalu online di sosial media?
3.      Bagaimana kegiatan di sosial media dapat mempengaruhi gaya hidup mereka?

1.3 Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui faktor penyebab Mahasiswa KPI 1/C selalu online di sosial media
2.      Untuk mengetahui seberapa penting peranan sosial media dalam keseharian mereka
3.      Untuk mengetahui cara sosial media dapat mempengaruhi gaya hidup mereka

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa
·       Mahasiswa dapat mengetahui peranan sosial media dalam kegiatan komunikasi dan gaya hidup mereka
·       Mahasiswa dapat menyaring manfaat yang dapat diambil dari kegiatan mereka di sosial media
2Bagi Dosen
·       Dosen dapat mengetahui faktor apa saja yang paling sering membuat mahasiswanya selalu update di sosial media
3 .   Bagi Peneliti
·       Menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam melakukan wawancara mendalam untuk mendapatkan hasil temuan yang optimal dan subjektif


BAB II

METODOLOGI

2.1        Jenis Penelitian

      Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data-data deskriptif dari perilaku orang-orang yang diamati.Penulisan penelitian ini memberikan gambaran suatu keadaan tertentu secara rinci.
      Penelitian kualitatif bukan hanya menggambarkan variabel-variabel tunggal melainkan dapat mengungkap hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Bahkan Moleong (1998) menegaskan bahwa penelitian kualitatif dapat melihat hubungan sebab-akibat. Hanya saja yang menjadi titik tekan ialah sesuatu keadaan secara alamiah (apa adanya).
            Kasus dalam hasil wawancara mendalam yang peneliti ajukan kali ini sesuai dengan teori Max Weber dalam bukunya yang berjudul Economy and Society. Weber mendefinisikan bahwa tindakan sosial (social action) sebagai tindakan individu (aktor) yang memiliki makna subjektif bagi individu tersebut tetapi berdampak pada individu lain dan mengharapkan timbulnya reaksi dari individu lain tersebut. Peranan sosial media tersebut dalam gaya hidup mahasiswa KPI 1/C dilihat Weber sebagai suatu tindakan rasionalitas affective dan tindakan rasionalitas nilai, dimana penggunaan sosial media diperhitungkan dari segi manfaat penggunaannya kepada sang pemilik akun sosial media (Mahasiswa KPI 1/C) serta sebab akibat yang ditimbulkan dari tindakan afektif remaja sekarang yang lebih banyak mengupdate hal-hal yang lebih didominasi oleh emosi atau perasaan. Hal ini sangat sesuai dengan tema yang dibahas untuk bisa mengkaji lebih lanjut tentang hubungan sosial Mahasiswa KPI 1/C dengan tuntutan mereka untuk selalu mengikuti perkembangan informasi.    

2.2        Pendekatan Penelitian

            Pendekatan penelitian kualitatif  ini mengacu pada pendekatan sosiologis dimana manusia memiliki kodrat sosial. Dengan interaksi sosial pertemanan inilah peneliti berhasil mendapatkan temuan berupa faktor dan peranan penting yang menjadi daya tarik informan terhadap sosial media untuk dijadikan gaya hidup dalam keseharian.

2.3        Tempat dan Waktu Pelaksanaan

      Penelitian ini bertempat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi lantai 5 lokal 5.20 , sedangkan waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal  28 Oktober – 31 Oktober 2013.

2.4        Teknik Pengumpulan Data

      Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun penelitian ini adalah dengan metode wawancara mendalam (in-depth interview)
Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data subjektif yang terbaik sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

2.5        Teknik Analisa Data

Proses analisis data dimulai dengan mempelajari seluruh data yang tersedia dari berbagai informan, yaitu wawancara mendalam yang sudah ditulis dalam catatan khusus ketika di lapangan.
Dalam proses menganalisis data, pertama-tama peneliti mengorganisasikan data, mengatur, mengurutkan, dan mengelompokkan data. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi sebuah laporan penelitian.




BAB III

Hasil Penelitian


Pada bab ini peneliti akan menguraikan sejumlah hasil penelitian mengenai “Peranan Sosial Media Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa KPI 1/C”. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan peneliti, peneliti melakukan wawancara sebagai metode penelitian utama secara mendalam kepada mahasiswa dan mahasiswi KPI 1/C.
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tentang seputar peranan penting sosial media dalam kehidupan keseharian Mahasiswa KPI 1/C, faktor-faktor penyebab mereka selalu online di sosial media dan cara sosial media dapat mempengaruhi gaya hidup mereka. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Dengan metode tersebut, peneliti berusaha menjelaskan secara deskriptif  data yang diperoleh dari hasil daftar pertanyaan penelitian.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui proses wawancara, maka pembahasan dari hasil penelitian sebagai berikut:
3.1 Faktor Penyebab Mereka sering Online di Sosial Media
Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, sebagian besar Mahasiswa KPI 1/C memiliki sosial media seperti Facebook, Twitter, Youtube, Instagram, WhatsApp, WeChat dll. Mereka mengakui selain mengikuti trend, mempunyai akun sosial media sudah menjadi keharusan bagi mahasiswa jurusan komunikasi di mana pun mereka kuliah. Hal yang paling sering mereka lakukan di sosial media adalah chatting dengan teman, membuka Fanpage dan Group serta mengamati profil orang lain (stalker) dan ada pula yang sibuk menjadi admin Fanpage sehingga intensitas mereka aktif di sosial media menjadi sering sekali. Hal itu dilakukan dengan mudah, cepat, murah dan praktis di Handphone mereka. Mereka mengakui ingin tetap update meskipun mobilitas mereka tinggi. Hampir tiap waktu dalam setiap hari mereka minimal membuka akun sosial media mereka sekedar hanya untuk mengetahui “trending topic” ataupun mencari informasi baru. Tetapi beberapa orang mahasiswa berpendapat mereka jarang online di sosial media dengan alasan hanya membuang-buang waktu saja. Menurut mereka masih ada kegiatan yang lebih penting dari sekedar hanya “tenar” di dunia maya.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendorong mereka untuk selalu online di sosial media adalah adanya kegiatan rutin yang mereka harus lakukan seperti chatting, upload foto, menjadi admin Group atau Fanpage, update status, atau sekedar mencari dan share informasi terbaru, kemudian faktor kedua karena adanya orang yang paling berpengaruh dalam kegiatan mereka di sosial media seperti orang yang disukai (mereka harus memantau dengan jalan stalking profile timeline), idola (mereka biasanya membuka fanpage dari idola mereka dan mencari informasi terbaru), teman sejawat (mereka biasanya menghubungi teman sejawat untuk urusan bisnis tertentu atau hanya sekedar mengobrol), faktor ketiga karena tuntutan dari jurusan yang mereka ambil untuk tetap selalu update berita dan informasi terbaru demi bisa bergaul dengan baik dan tidak ketinggalan informasi.
3.2 Peranan Penting Sosial Media Dalam Keseharian Mahasiswa KPI 1/C
Dari hasil wawancara yang dilakukan, kebanyakan dari mereka memilih sosial media sebagai alternatif hiburan dan pencarian informasi. Pencarian informasi ini berguna jika ada informasi penting dan mendadak yang bisa mereka dapatkan dari teman dengan mudah hanya dengan menggunakan sosial media sebagi pengganti komunikasi via telepon dan SMS (Short Messaging Services). Tetapi beberapa diantaranya memanfaatkan sosial media sebagai sarana bisnis. Kunci utama pentingnya sosial media bagi mereka adalah karena pentingnya komunikasi. Sehingga tidak jarang diantara mereka yang memanfaatkan sosial media sebagai sarana berkomunikasi dengan teman yang berjauhan atau dengan foreign keypal ( teman chatting dari luar negeri). Tetapi tidak sedikit diantara mereka justru lebih banyak menghabiskan waktunya di sosial media dengan teman dekat yang hampir tiap hari bertemu. Alasan ini diungkapkan mereka sebagai bagian dari trend pergaulan remaja sekarang. Mereka sudah melekatkan dalam diri mereka bahwa kebutuhan internet untuk berkomunikasi di sosial media hukumnya mutlak ada dalam anggaran mereka setiap bulannya. Hal ini berpengaruh terhadap pola pikir dan gaya hidup mereka akan sosial media yang tidak lagi menjadi sebuah keinginan hiburan semata, tetapi lebih terhadap kebutuhan pokok demi memenuhi tuntutan zaman dan trend gaya hidup dalam bersosialisasi.

3.3 Cara Sosial Media Dapat Mempengaruhi Gaya Hidup Mahasiswa KPI 1/C
          Dengan munculnya berbagai macam sosial media yang ditampilkan melalui berbagai situs internet, bahkan sekarang dengan mudahnya sosial media diakses melalui handphone yang dikategorikan tidak secanggih smartphone (contoh: 0.facebook.com) dapat menjadi suatu kecenderungan bagi si pengguna akun sosial media tersebut untuk terus mengakses akun mereka. Zero Facebook atau 0.facebook dengan mudah diakses jika si pengguna Facebook tersebut tidak mempunyai cukup pulsa untuk mengakses sosial media tersebut. Bisa dikatakan bahwa 0.facebook adalah layanan gratis dari Facebook. Hal inilah yang menjadi daya tarik si pengguna akun sosial media tersebut untuk terus membuka akun mereka dan akhirnya menjadi suatu gaya hidup. Dimana sehari saja tidak membuka sosial media, diibaratkan seperti sayur kurang garam. Tidak lengkap rasanya jika sehari saja tidak membuka akun sosial media mereka. Dengan kecenderungan tersebut lahirlah suatu keingin tahuan yang cukup besar akan informasi terbaru yang menjadi trending topic di sosial media. Informasi itulah yang kemudian disaring oleh remaja sekarang menjadi suatu penerapan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tidak jarang jika bahasa gaul zaman sekarang seperti “Keles” juga salah satu bagian dari trending topic di salah satu sosial media. Maka ditariklah suatu kesimpulan bahwa cara-cara sosial media mempengaruhi gaya hidup remaja sekarang khususnya mahasiswa-mahasiswi KPI 1/C adalah karena developer sosial media tersebut mengiming-imingi hidup dengan modern, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan mudah hanya dengan mengikuti perkembangan trend teknologi yang diperbaharui setiap waktu, dengan daya tarik berupa gratis, mudah, cepat diakses dan tetap update itulah muncul suatu pemikiran remaja sekarang khususnya mahasiswa KPI 1/C bahwa sosial media adalah bagian dari keseharian untuk menunjang pergaulan, komunikasi dan sosialisasi mereka baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Dengan begitu, mahasiswa-mahasiswi KPI 1/C mengharapkan dengan semakin banyaknya inovasi pembaharuan dalam teknologi terkini khususnya sosial media dapat diimbangi juga dengan kemampuan remaja sekarang dalam menyaring dan mengolah informasi yang didapat dari sosial media sebelum akhirnya disebarluaskan ke khalayak umum, menjadikan remaja yang aktif dan pengguna sehat sosial media sebagai aplikasi penerapan kemampuan dalam berkomunikasi, serta mempererat hubungan antar manusia melalui sosial media.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendorong mereka untuk sering online adalah karena adanya kegiatan rutin mereka yang harus dilakukan di sosial media, adanya orang yang paling berpengaruh dalam kegiatan mereka di sosial media, serta tuntutan dari jurusan yang mereka ambil untuk tetap selalu update berita dan informasi terbaru demi bisa bergaul dengan baik dan tidak ketinggalan informasi.
Peranan penting sosial media dalam keseharian mereka, kebanyakan dari mereka memilih sosial media sebagai alternatif hiburan dan pencarian informasi, Tetapi beberapa diantaranya memanfaatkan sosial media sebagai sarana bisnis. Kunci utama pentingnya sosial media bagi mereka adalah karena pentingnya komunikasi. Alasan lain diungkapkan mereka sebagai bagian dari trend pergaulan remaja sekarang. Hal ini berpengaruh terhadap pola pikir dan gaya hidup mereka akan sosial media yang tidak lagi menjadi sebuah keinginan hiburan semata, tetapi lebih terhadap kebutuhan pokok demi memenuhi tuntutan zaman dan trend gaya hidup dalam bersosialisasi.
Cara-cara sosial media mempengaruhi gaya hidup remaja sekarang khususnya mahasiswa-mahasiswi KPI 1/C adalah karena developer sosial media tersebut mengiming-imingi hidup dengan modern, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan mudah hanya dengan mengikuti perkembangan trend teknologi yang diperbaharui setiap waktu, dengan daya tarik berupa gratis, mudah, cepat diakses dan tetap update itulah muncul suatu pemikiran remaja sekarang khususnya mahasiswa KPI 1/C bahwa sosial media adalah bagian dari keseharian untuk menunjang pergaulan, komunikasi dan sosialisasi mereka baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Dari kesimpulan diatas dapat ditarik suatu hipotesis baru bahwa peranan sosial media terhadap gaya hidup mahasiswa KPI 1/C adalah bukan hanya sekedar kebutuhan ajang untuk “Eksis” belaka tetapi lebih menjurus kepada keinginan untuk terus selalu mengikuti perkembangan “trend” teknologi komunikasi dan memanfaatkan sarana komunikasi yang ada selagi masih murah, cepat dan nyaman  di gunakan. Oleh sebab itu muncul lah kegiatan rutin yang menjadi kecenderungan untuk selalu tetap update di sosial media dan secara tidak sadar menjadi gaya hidup tersendiri bagi mereka.


4.2               Saran

            Dengan hadirnya laporan ini disarankan agar mahasiswa-mahasiswi KPI 1/C pada khususnya dapat menyaring informasi yang didapat dari maraknya gelombang informasi yang disediakan di sosial media. Jadilah pengguna sosial media yang sehat dan aktif dalam membangun bangsa dengan menampilkan karya-karya tulis yang dapat menggugah kesadaran masyarakat melalu sosial media.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Ali, M. Sayuthi, Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta: PT Raya Grafindo, 2002
2.      Bungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana, 2010
3.      Ellul, Jacques, The Technology System, New York: Continuum,1980
4.      Goulet, Denis, The Uncertain Promise, New York: IDOC, 1977
5.      Ritzer, George dan J. Goodman Douglas, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Kencana, 2004

Identitas Nara Sumber

1.      Nama Lengkap      : Syahrul Hidayanto
Status                    : Mahasiswa KPI 1/C
2.      Nama Lengkap      : Lianti Meida
Status                    : Mahasiswi KPI 1/C
3.      Nama Lengkap      : Ryan Alamsyah
Status                    : Mahasiswa KPI 1/C




[1] Ellul, Jacques, The Technology System, New York: Continuum,1980, hlm.1. Dikutip dari Bungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana, 2010, hlm. 97.
[2] Goulet, Denis, The Uncertain Promise, New York: IDOC, 1977, hlm.7. Ibid.